Makassar, ibukota provinsi Sulawesi Selatan ini menjadi salah satu kota romantis versi Travelio karena punya banyak hal menarik untuk dijelajahi, mulai dari objek wisata sejarah, arsitektural, kuliner, pantai, laut, theme park, pulau kecil, museum, kawasan pecinan, dan lain-lain. Dalam bahasa lokal, “jappa-jappa” berarti jalan-jalan.
1. Fort Rotterdam
Tertarik ingin mengetahui sejarah Kota Makassar, kota lain di sekitarnya, maupun Provinsi Sulawesi Selatan? Kunjungilah Fort Rotterdam. Terletak tak jauh dari Pantai Losari, Fort Rotterdam dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa X dengan nama Benteng Ujung Pandang. Pada masa penjajahan Belanda, Fort Rotterdam digunakan sebagai pusat pemerintahan dan penampungan rempah-rempah di wilayah Indonesia timur. Pada masa penjajahan Jepang, benteng ini difungsikan sebagai pusat studi pertanian dan bahasa. Dan sekarang, benteng ini menjadi pusat kebudayaan dan seni.
[otw_shortcode_button href=”http://www.travelio.com/hotel/makassar-ujung-pandang/?utm_source=blog&utm_medium=weekend_getaway_makassar” size=”medium” icon_type=”general foundicon-cart” icon_position=”left” shape=”radius” color_class=”otw-black” target=”_blank”]Tawar Hotel di Makassar[/otw_shortcode_button]
2. Pulau Samalona
Saat mendengar kata “Makassar”, banyak orang umumnya akan membayangkan suasana menikmati jalan sore sambil menunggu sunset di Pantai Losari. Selain Pantai Losari yang memang sudah jadi destinasi umum bagi warga lokal maupun turis, Makassar punya banyak lagi tempat untuk wisata bahari, Pulau Samalona adalah salah satunya. Memiliki luas sekitar 2,34 hektar, pulau ini merupakan salah satu objek yang banyak dikunjungi wisatawan lokal maupun mancanegara. Kawasan pulau ini sangat bagus untuk menyelam karena di sekelilingnya terdapat karang-karang laut yang dihuni beraneka ragam ikan tropis dan biota laut lainnya. Pulau Samalona berjarak sekitar 6,8 Km dari Kota Makassar dan dapat ditempuh sekitar 20-30 menit dengan menggunakan speed boat atau kapal nelayan. Di lokasi ini juga terdapat beberapa penginapan sederhana berbentuk rumah panggung yang dapat menampung sekitar 20 orang.
[otw_shortcode_button href=”http://www.travelio.com/hotel/makassar-ujung-pandang/?utm_source=blog&utm_medium=weekend_getaway_makassar” size=”medium” icon_type=”general foundicon-cart” icon_position=”left” shape=”radius” color_class=”otw-black” target=”_blank”]Tawar Hotel di Makassar[/otw_shortcode_button]
3. Taman Nasional Bantimurung
Nama lengkap tempat ini adalah Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung. Meski terletak di Kabupaten Maros, tak jauh dari Bandara Sultan Hasanuddin, lokasi Taman Nasional Bantimurung relatif mudah dicapai dari Kota Makassar, sekitar 45 km dari pusat kota Makassar. Tempat ini memiliki luas sekitar 43.750 hektar dengan wilayahnya yang melingkupi bukit kapur, air terjun dan juga gua. Saat pertama kali ditemukan oleh seorang ahli botani dari Inggris, Alfred Russel Wallace, ia menyebut tempat ini sebagai kerajaan kupu-kupu karena ada sekitar 250 jenis kupu-kupu di sini.
Di Taman Nasional Bantimurung kalian bisa melihat berbagai jenis kupu-kupu mulai dari yang masih berupa ulat, kepompong sampai berubah menjadi kupu-kupu yang cantik, dan ada juga koleksi kupu-kupu yang telah diawetkan. Hal lain yang bisa sobat Lio lakukan adalah bermain flying fox, berenang di kolam yang telah disediakan, bermain di bawah air terjun, atau menjelajahi gua yang ada di kawasan ini.
[otw_shortcode_button href=”http://www.travelio.com/hotel/makassar-ujung-pandang/?utm_source=blog&utm_medium=weekend_getaway_makassar” size=”medium” icon_type=”general foundicon-cart” icon_position=”left” shape=”radius” color_class=”otw-black” target=”_blank”]Tawar Hotel di Makassar[/otw_shortcode_button]

4. Trans Studio Makassar
Dibuka pada tanggal 20 Mei 2009 dan berdiri di atas lahan seluas 2,7 hektar, Trans Studio Makassar menjadi sebuah ikon tempat wisata modern di kota ini. Di dalamnya, terdapat 21 wahana dan empat zona permainan yaitu Studio Central, Cartoon City, Lost City, dan Magic Corner. Selain itu, terdapat juga sebuah pusat perbelanjaaan modern yang bernama Trans Studio Mall. Tempat ini buka setiap hari mulai pukul 10:00 sampai 19:00. Pada akhir pekan dan hari libur nasional, Trans Studio Makassar buka sampai dengan pukul 21:00. Untuk tiket masuk area theme park, sobat Lio akan dikenakan biaya sebesar Rp100.000,00 (Senin-Jumat) atau Rp150.000,00 (Sabtu-Minggu / hari libur nasional).
5. Wisata Kuliner
Di Makassar, sobat Lio bisa wisata kuliner selama 2 hari penuh lho, mulai dari makanan ringan sampai makanan berat. Pertama, sobat Lio bisa mampir ke Sop Konro & Konro Bakar Karebosi yang terletak di Jalan Gunung Lompobattang, di belakang Gedung Bank Indonesia. Yang kedua adalah Sop Saudara di Jalan Irian, lokasinya berada tidak jauh dari Pasar Sentral Makassar. Sop Saudara merupakan varian masakan khas Makassar yang merupakan perpaduan daging sapi yang berkuah dan dicampur dengan bihun dan adonan kentang yang sudah digoreng.
[otw_shortcode_button href=”http://www.travelio.com/hotel/makassar-ujung-pandang/?utm_source=blog&utm_medium=weekend_getaway_makassar” size=”medium” icon_type=”general foundicon-cart” icon_position=”left” shape=”radius” color_class=”otw-black” target=”_blank”]Tawar Hotel di Makassar[/otw_shortcode_button]
Berikutnya, mampirlah ke warung Pallubasa di Jalan Serigala / Jalan Onta, kedua warung ini lokasinya berdekatan. Pallubasa adalah sup daging sapi yang kuahnya dicampur dengan kelapa goreng. Ke Makassar tanpa makan Coto tentu kurang lengkap. Mampirlah ke Coto Makassar di Jalan Nusantara atau umumnya disebut Coto Nusantara, berlokasi di Jalan Nusantara, persis di depan Terminal Peti Kemas, Pelabuhan Makassar. Sudah puas makannya? Nikmatilah Es Pisang Ijo yang banyak dijual di sekitar Pantai Losari. Namun hati-hati, porsi Es Pisang Ijo khas Makassar juga bisa bikin kenyang, lho.
Nah, sobat Lio sudah siap untuk menghabiskan akhir pekan di Makassar? Untuk lebih menghemat biaya liburannya, pastikan kalian memesan hotel di www.travelio.com ya, karena hanya di travelio.com kalian bisa menentukan sendiri harga kamar yang mau kalian pesan! Asyik, kan?