Jalan dan Jajan di Solo – Travelio Blog

Solo, kota yang memiliki luas 44 km2 ini memiliki beberapa nama, yaitu Solo, Surakarta, atau Sala. Bersama dengan Yogyakarta, Solo merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang dipecah pada tahun 1755. Namun demikian, nama Surakarta hanya digunakan dalam situasi formal-pemerintahan, sedangkan nama Sala/Solo lebih umum penggunaannya. Kata sura dalam bahasa Jawa berarti “keberanian” dan karta berarti “sempurna”/”penuh”. Sedangkan kata sala, nama yang dipakai untuk desa tempat istana baru dibangun, adalah nama pohon suci asal India, sala.

Bagi sobat Lio yang tertarik mengenai sejarah kota Solo, bisa mulai dari Kraton Surakarta atau lengkapnya dalam bahasa Jawa disebut Karaton Surakarta Hadiningrat, istana Kasunanan Surakarta. Kraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II (Sunan PB II) pada tahun 1744 sebagai pengganti Istana/Keraton Kartasura yang porak-poranda akibat Geger Pecinan 1743.

Selain itu, sobat Lio juga bisa datang ke Istana Mangkunegaran yang dibangun pada tahun 1757 oleh Raden Mas Said yang lebih dikenal sebagai Pangeran Sambar Nyawa, setelah penandatanganan Perundingan Salatiga pada tanggal 13 Maret. Raden Mas Said kemudian menjadi Pangeran Mangkoe Nagoro I. Istana Mangkunegaran terdiri dari dua bagian utama: pendopo dan dalem yang diapit oleh tempat tinggal keluarga raja.

[otw_shortcode_button href=”http://www.travelio.com/hotel/solo-surakarta/?utm_source=blog&utm_medium=weekend_getaway_solo” size=”medium” icon_type=”general foundicon-cart” icon_position=”left” shape=”radius” color_class=”otw-black” target=”_blank”]Tawar Hotel di Solo[/otw_shortcode_button]

Kraton Kasunanan Surakarta, Solo, Jawa Tengah, Indonesia

Alun-alun merupakan tempat diselenggarakannya upacara-upacara kerajaan yang melibatkan rakyat. Selain itu, alun-alun menjadi tempat bertemunya raja dan rakyatnya. Di pinggir Alun-alun Utara Kota Solo ditanami sejumlah pohon beringin. Di tengah-tengah alun alun terdapat dua batang pohon beringin yang diberi pagar. Kedua batang pohon ini disebut Waringin Sengkeran (harifah: beringin yang dikurung) yang diberi nama Dewodaru dan Joyodaru. Sementara di sekitar alun-alun terdapat Pasar Batu Mulia, toko souvenir, tempat kursus untuk menjadi dalang wayang, dan tempat kerajinan gamelan.

Tak jauh dari alun-alun, berdiri Pasar Klewer, pasar batik terbesar di Indonesia yang sayangnya terbakar beberapa waktu yang lalu. Padahal pasar ini merupakan salah satu ikon Kota Solo yang menjual batik mulai dari batik cap kain katun seharga belasan ribu, hingga batik tulis sutra seharga jutaan rupiah.

Hari sudah siang dan sobat Lio lapar? Tenang, di dekat gapura Pasar Klewer, ada penjual Tengkleng yang sangat terkenal, Tengkleng Bu Eddy namanya. Warung Bu Edy ini biasanya baru buka mulai pukul 13.00 sampai habis. Namun karena kelezatan masakannya begitu tersohor, biasanya dagangannya sudah habis dalam tempo 2 jam setelah ia membuka warungnya. Kami sarankan sobat Lio sudah ada di lokasi sebelum pukul 12.00 WIB ya.

[otw_shortcode_button href=”http://www.travelio.com/hotel/solo-surakarta/?utm_source=blog&utm_medium=weekend_getaway_solo” size=”medium” icon_type=”general foundicon-cart” icon_position=”left” shape=”radius” color_class=”otw-black” target=”_blank”]Tawar Hotel di Solo[/otw_shortcode_button]

Warung Tengkleng Klewer Bu Edy, Solo

Buat sobat Lio yang suka dengan wisata seni dan budaya, saat ke Solo jangan lupa mampir ke Taman Sriwedari, Museum Radya Pustaka, dan Museum Batik Danar Hadi. Ketiga tempat tersebut letaknya berdekatan, di sekitaran Jalan Slamet Riyadi yang merupakan jalan utama di Kota Solo.

Radya Pustaka adalah museum tertua di Indonesia. Dibangun pada 28 Oktober 1890 oleh Kanjeng Adipati Sosroningrat IV, pepatih dalem pada masa pemerintahan Pakoe Boewono IX dan Pakoe Boewono X. Museum Radya Pustaka juga memiliki perpustakaan yang menyimpan buku-buku budaya dan pengetahuan sejarah, seni dan tradisi. Sementara Museum Batik Danarhadi adalah museum batik terbaik dan terlengkap di dunia, memiliki lebih dari sepuluh ribu helai kain batik, salah satunya adalah Batik Snow White.

Suka belanja? Selain di Pasar Klewer dan Museum Batik Danar Hadi, sobat Lio juga bisa datang ke Kampung Batik Laweyan di daerah Laweyan atau Pusat Grosir Solo yang terletak tak jauh dari pintu masuk Alun-alun Utara. Saat malam hari, jalan di depan Pusat Grosir Solo ini akan berubah menjadi area wisata kuliner yang dikenal dengan nama “Galabo” (Gladag Langen Bogan). Kalau sobat Lio mau cari barang-barang antik, datang saja ke Pasar Triwindu yang terletak di Jalan Diponegoro. Jika beruntung, kita bahkan bisa mendapatkan pusaka dari Kraton Surakarta.

[otw_shortcode_button href=”http://www.travelio.com/hotel/solo-surakarta/?utm_source=blog&utm_medium=weekend_getaway_solo” size=”medium” icon_type=”general foundicon-cart” icon_position=”left” shape=”radius” color_class=”otw-black” target=”_blank”]Tawar Hotel di Solo[/otw_shortcode_button]

Museum Batik Danar Hadi, Solo

Selain Tengkleng Klewer Bu Edi, Solo masih punya banyak tempat lagi bagi sobat Lio penggemar wisata kuliner. Ada Timlo Sastro di Pasar Gede untuk sarapan, Sego Liwet Wongolemu di daerah Keprabon yang baru buka mulai pukul 16.00 WIB, Cabuk Rambak, Sate Kere, Selat, Bakmi Toprak, Sambel Tumpang, Gule Goreng, Sate Buntel, Pecel Ndeso, Serabi Solo, Soto Gading, hingga Gudeg Ceker Margoyudan yang baru mulai buka pada pukul 01.00 WIB dini hari. Menghabiskan libur akhir pekan di Solo, kami jamin sobat Lio tak akan kesulitan mencari makanan lezat.

Nah, sobat Lio sudah siap untuk menghabiskan akhir pekan di Kota Solo kan? Untuk lebih menghemat biaya liburannya, pastikan kalian memesan hotel di www.travelio.com ya, karena hanya di travelio.com kalian bisa menentukan sendiri harga kamar yang mau kalian pesan! Asyik, kan?