Sebagai negara dengan penduduk beragama Islam terbesar di dunia, banyak sekali daerah di Indonesia yang punya tradisi unik yang hanya berlangsung pada bulan Ramadan / puasa saja. Uniknya, tradisi tersebut semakin membuat atmosfir daerah tersebut menjadi berbeda dan sangat terasa nuansa puasanya!
Berikut adalah tradisi Ramadan di 5 kota di Indonesia yang bakal bikin sobat Lio pengen ke sana untuk melihatnya secara langsung!
1. “Dugderan” di Semarang
“Dugderan” merupakan festival untuk menyambut datangnya bulan Ramadan yang digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah. Tradisi yang berpusat di area Simpang Lima ini berumur cukup tua karena telah diselenggarakan sejak zaman penjajahan Belanda, lho. Nama “dugderan” diambil dari suara letusan petasan dan kembang api yang memeriahkan festivalnya, “dug” – “der”.
[otw_shortcode_button href=”http://www.travelio.com/hotel/semarang/?utm_source=blog&utm_medium=tradisi_ramadan_di_5_kota” size=”medium” icon_type=”general foundicon-cart” icon_position=”left” shape=”radius” color_class=”red-btn” target=”_blank”]Cari dan Tawar Hotel di Semarang[/otw_shortcode_button]
2. “Megibung” di Denpasar
Warga Kampung Islam Kepaon di Kota Denpasar, Bali, selalu menjalankan tradisi “Megibung” saat bulan puasa. Tradisi ini berupa berbuka puasa bersama di masjid setiap memasuki hari ke-10 bulan Ramadan. Dalam bahasa Bali, “megibung” berarti makan bersama atau makan dalam satu wadah yang beralaskan daun pisang. Satu wadah dapat dinikmati oleh 4-6 orang. Asyik ya cara buka bersamanya?
[otw_shortcode_button href=”http://www.travelio.com/hotel/bali/?utm_source=blog&utm_medium=tradisi_ramadan_di_5_kota” size=”medium” icon_type=”general foundicon-cart” icon_position=”left” shape=”radius” color_class=”red-btn” target=”_blank”]Cari dan Tawar Hotel di Bali[/otw_shortcode_button]
3. “Balimau” di Padang
“Balimau” merupakan tradisi suku Minang untuk menyambut bulan Ramadan. Tradisi menyucikan diri ini dilakukan dengan cara mandi menggunakan jeruk nipis secara bersama-sama di pemandian umum atau sungai. Sobat Lio bisa melihat pelaksanaan tradisi ini mulai pukul 16.00 WIB di Pemandian Lubuk Minturun di Kecamatan Koto Tangah atau di Sungai Lubuak Paraku di Kecamatan Lubuak Kilangan.
[otw_shortcode_button href=”http://www.travelio.com/hotel/padang/?utm_source=blog&utm_medium=tradisi_ramadan_di_5_kota” size=”medium” icon_type=”general foundicon-cart” icon_position=”left” shape=”radius” color_class=”red-btn” target=”_blank”]Cari dan Tawar Hotel di Padang[/otw_shortcode_button]
4. “Bagarakan” di Banjarbaru
“Bagarakan” merupakan salah satu bagian dalam menyambut “malam salikuran”, yaitu malam kedua puluh satu bulan Ramadan. Kata “bagarakan” berarti “berkarnaval” atau “pawai” yang terdiri dari 2 bagian, yaitu tradisi bagarakan tanglong (karnaval lampion) dan bagarakan sahur (membangunkan warga untuk sahur). Bagi sobat Lio yang belum tahu, Banjarbaru merupakan sebuah kota di dekat Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tempat Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin berada.
[otw_shortcode_button href=”http://www.travelio.com/hotel/banjarmasin/?utm_source=blog&utm_medium=tradisi_ramadan_di_5_kota” size=”medium” icon_type=”general foundicon-cart” icon_position=”left” shape=”radius” color_class=”red-btn” target=”_blank”]Cari dan Tawar Hotel di Banjarmasin[/otw_shortcode_button]
5. “Lebaran Topat” di Lombok
7 hari setelah Idul Fitri, masyarakat Lombok merayakan “Lebaran Topat” (Lebaran Ketupat) yang dimeriahkan dengan tradisi “Nyangkar”. Tradisi Nyangkar berupa arak-arakan “cidomo” (semacam delman atau dokar) hias yang mengangkut dulang berisi ketupat menuju pusat perayaan di makam Loang Baloq. Sementara “Lebaran Topat” sendiri berlokasi di pantai-pantai yang ada di sekitar Mataram dan Senggigi.
[otw_shortcode_button href=”http://www.travelio.com/hotel/lombok/?utm_source=blog&utm_medium=tradisi_ramadan_di_5_kota” size=”medium” icon_type=”general foundicon-cart” icon_position=”left” shape=”radius” color_class=”red-btn” target=”_blank”]Cari dan Tawar Hotel di Lombok[/otw_shortcode_button]